Sudah hampir seminggu aku tidak bertemu dengan
Radit.Tidak ada telpon.Tidak ada sms.Tidak e-mail.Sempurna.Kalau saja aku tahu
semua ini dari awal____arggh,kau benar-benar bodoh,Azura!.Lalu apa sekarang?
Kau sama sekali tidak tahu bagaimana kabarnya.Kau panik sendiri,dan kau tidak
tahu apa yang sedang dilakukannya sekarang.Dia seperti hilang ditelan bumi.
Well,paling tidak rencananya berjalan
sempurna.Ibu benar-benar percaya kalau aku putus dengan Radit.Mengingat
beberapa hari yang lalu ada sebuah pertunjukan drama paling hebat yang pernah
kulihat.Dan itu terjadi di rumahku.Aku dan Radit bertengkar hebat.Saking
hebatnya semua tetanggaku datang dan berusaha untuk melerai kami berdua.Kami
baru diam saat Ibu dan ayahku keluar dari dalam rumah____dengan wajah
terkejutnya.
Aku senang.Rencananya berhasil.Tapi sekarang aku
malah merindukannya.Baru kali ini aku berpisah begitu lama dengannya.Dan aku
benci melihat raut wajah ibuku yang kegirangan.Tidak apa-apa.Sebentar lagi aku
akan bertemu dengannya.
“Azura,”
“Ya,Bu...,”ibu muncul dari balik pintu
kamar.Dandanannya rapi sekali.Padahal cuma mengantarku ke sekolah yang
baru.Hugo School.
“Kenapa lama sekali?”gerutunya “Ibu tidak ingin
telat ke acara penyambutan siswa baru di sekolahmu”
Iiissshhh,,,ibu ini ! Yang sekolah aku kenapa
dia yang jadi heboh sekali?”Iya iya...,”kumasukkan seragam sekolahku ke dalam
koper besar bertuliskan H.S.-Singkatan dari Hugo School milikku.Ini yang
terakhir.
“Koper besarmu itu tidak akan dibuka dimalam
pertama,” kata ibu “tiap murid baru akan hanya menggunakan barang-barang yang
dibawanya di dalam tas kecil.Tentunya sudah kau persiapkan,bukan?”
“,,,seperti pakaian tidur,sikat gigi,dan
semacamnya kan?”semalaman suntuk aku membaca brosur tentang Hugo School.Jadi
mustahil aku lupa mempersiapkan semuanya.
“Gadis pintar.Ini uang sakumu,lima ratus
ribu.Uang itu untuk sepanjang semester ini,jadi pergunakan sebaik mungkin,”
“Cuma lima ratus ribu?”yang benar saja? Sejauh
yang aku tahu lima ratus ribu itu cuma bisa bertahan selama 3 bulan.Syukur
kalau bisa sampai 3 bulan,kalau cuma 2 bulan atau yang parahnya sebulan??
“Murid-murid di sana tidak diperbolehkan membawa
uang saku lebih dari itu,”
Ya ampun,,,pemilik sekolah disana pasti sudah
gila.Lima ratus ribu selama 6 bulan?Sekolah belum dimulai tapi sudah kena
serangan jantung duluan.Apalagi setelah ini?
“Lagipula tidak akan banyak yang bisa kau beli
di sekolah itu. Ayolah,Azura. Ayah sudah menunggu kita dari tadi,”
Sepanjang perjalanan aku terus saja merutuk.Ini
tidak adil.Benar-benar tidak adil.Sudah tidak bertemu dengan Radit,masuk
sekolah yang menyebalkan,dan uang sakuku?Tapi yang lebih parah adalah ayah dan
ibuku tampak sangat gembira.Sama sekali tidak menghiraukanku.Tidakkah mereka
tahu kalau aku begitu tersiksa?Oh,kepalaku serasa mau pecah memikirkan
semuanya.
Perjalanan ke Hugo School ternyata cukup lama
juga.Duduk selama satu jam lebih di mobil membuat seluruh persendianku
keram.Ibuku saja sampai ketiduran.Pasti tadi pagi dia bangun lebih awal.Kan dia
yang paling bersemangat?
“Here we go...,”kata ayah tiba-tiba memelankan
laju mobilnya dan berhenti tepat di depan sebuah gerbang besar__maksudku cukup
besar__bertuliskan “Welcome to the Hugo School” .Jadi ini yang namanya
Hugo School itu?Sekolah yang sangat dibangga-banggakan oleh ibu dan sekolah
menyebalkan yang mengeluarkan peraturan bahwa murid-murid disini hanya boleh
membawa uang saku tidak boleh lebih dari lima ratus ribu rupiah selama
semester.”Kita sudah sampai,sayang,”
“Ya ampun,sekolah ini benar-benar
bagus,”komentar ibu yang sepertinya langsung tersihir melihat bangunan Hugo
School.Matanya sama sekali tidak berkedip.”Berbeda sekali dengan yang ada di
brosur,”
Hah?Bagus katanya?Apanya yang bagus dengan
sekolah ini?Biasa-biasa saja menurutku.Dilihat dari bangunannya saja tidak ada
bedanya dengan sekolah-sekolah lain di Jakarta.Well,Hugo School mungkin
lebih besar dan luas.Mungkin dua puluh kali lipat dari lapangan golf.Di
sekelilingnya juga banyak ditumbuhi pohon-pohon pinus yang rindang.Dan mungkin
sedikit mewah dengan sentuhan arsitektur jepara kunonya.Tapi tetap saja tidak
ada menarik-menariknya sama sekali.
“Silahkan parkir mobil Anda di Go-Park,Tuan,”begitu
kata seorang satpam sekolah yang sebenarnya lebih mirip seperti salah satu
pemeran di M.I.B kalau saja dia punya kacamata hitam.
“Apa acaranya penyambutannya sudah
dimulai?sepertinya tidak ada mobil lain selain mobil kami,”ayah sepertinya
menyadari kalau saat itu suasananya sepi sekali.
“Belum,Tuan,”jawabnya.”Anda hanya datang lima
belas menit lebih awal,”
Hahaha,,,lima belas menit lebih awal.Benar-benar
bersemangat sekali ya? “Ah,terima kasih kalau begitu,”
Gerbang Hugo School terbuka secara
perlahan.Suara berdecit yang ditimbulkannya membuat telingaku sedikit
sakit.Benda berkarat kuno! Katanya sekolah internasional, tapi mengurusi
gerbang sekolah saja tidak becus.Aku heran.Kenapa ibu dan ayah ngotot sekali
menginginkan aku bersekolah di sini?Dan lihat wajah ibu.Tampak sangat cerah
dan___menyebalkan.Ayah juga sama saja.Mereka tidak henti-hentinya memuji
sekolah jelek ini.
Mobil kami berbelok ke kanan , memasuki semacam
terowongan yang cukup gelap dan panjang. Hanya ada obor yang terpasang di
sepanjang terowongan. Aroma tanah basah terasa begitu tajam menggelitik
hidung__membuatku tidak henti - hentinya untuk bersin. Anehnya , ibu dan ayah
tidak mempunyai masalah dengan itu.
“ Ayah , awas ! “
Ckiiiiiiiitttt !!
Mobil berhenti mendadak , membuat kami
semua hampir terjengkang ke depan. Nyaris saja.
Tinggal seinci lagi mobil kami hampir menghantam tembok beton. Ayah dan ibu
tampak sangat shock. Ini jalan buntu !
“Kalian tidak apa-apa?”tanya ayah , khawatir.
Aku mengangguk lemas. Sedikit lagi , nyawa kami
bertiga hampir melayang.
“Kita . . . tidak mungkin salah jalan kan,Ayah?”
“Itu...,”
Drrrrrttttt !!
Tiba-tiba tempat di sekitar kami berguncang.Apa
lagi ini? Apa terjadi gempa? Gawat! Aku tidak mau mati di tempat seperti
ini!
“Kita harus keluar dari sini!”
“Semua pegangan!”
Tapi begitu ayah hendak menstarter mobilnya,kami
kembali dikejutkan oleh tembok penghalang yang tiba-tiba muncul di belakang
kami.
Terjebak.
“Oh,tidak!”Ibu histeris,panik. “apa yang harus
kita lakukan? apa yang harus kita lakukan?kita terjebak!”
“Ibu,tenang. . .,”
“Aaaaaarrrrggghhhhhhh. . . ,”
Seperti di ruangan yang hampa udara , kami
terangkat ke atas. Cepat dan tidak bisa dihentikan. Tidak hanya sampai disitu
saja. Begitu tiba di atas___tempat yang tampak sangat asing,terang dan suara
mesin yang menderu__memekakakan telinga , kami kembali digiring ke tempat yang
lagi-lagi tidak kami tahu. Barulah beberapa menit kemudian,kami tersadar bahwa
ini adalah tempat untuk memarkir mobil.
Aku keluar dari mobil. Tampaklah olehku
mobil-mobil yang berjejer begitu rapi dan bertingkat hingga ke puncak
bangunan.Beberapa mesin raksasa bergerak dengan sangat hati-hati__menempatkan
mobil-mobil yang lain ke tempat yang kosong.Keren! Aku terpukau melihatnya.
“Selamat datang di Hugo School,”seorang wanita
paruh baya dengan postur tubuh yang tinggi , muncul di antara kami. Rambutnya
yang masih hitam legam,disanggul ketat ke atas. Dia memakai jas dan rok di atas
lutut dengan warna yang serba hitam. Rapi dan elegan. Dia juga memiliki
ekspresi wajah yang sopan dan berbicara dalam aksen britania yang masih begitu
kental. “Namaku Clara,aku akan mengantar kalian ke aula,”
“Ah,aku Frans dan ini istriku. . .,”kulihat
wajah ibu tampak pucat.Sepertinya kejadian tadi masih berefek padanya. “Kau
tidak apa-apa,sayang?
“Aku. . .aku. . .ingin. . .muntah,”lemasnya
sambil memegang perutnya dan menyandarkan kepalanya di bahu ayah.
“Bisakah anda menunjukkan toiletnya dimana?
Goncangan tadi sepertinya membuat istriku jadi mual,”
Aku tidak yakin apakah wanita itu tersenyum atau
tidak.Tapi yang jelas raut wajahnya sedikit berubah.
“Sebelah sini,ikuti saya,”
Wanita itu berjalan paling depan. Ayah dan ibu
menyusul dari belakang,lalu aku. Kasihan sekali ibu. Padahal kalau
diingat-ingat sedari pagi ibulah yang paling bersemangat.Tapi setelah kejadian
tadi,malah seperti orang yang hampir mati saja. Lagian aku sudah
mengatakannya,kalau aku lebih baik bersekolah di sekolah biasa saja. Sekarang
apa akibatnya? Dari awal aku memang tidak menyukai sekolah ini.Yah,walaupun
tadi aku sempat kagum dengan sistem parkirannya yang keren.
“Hmmmpppffff. . .,”tiba-tiba sebuah tangan
menutup mulutku dan memaksaku untuk mengikutinya. Aku berusaha memberontak.
Menendang-nendang kakiku agar ibu dan ayah mendengarku. Tapi sia-sia. Tenaganya
kuat sekali. Aku dibawa ke sebuah lorong yang cukup gelap.
“Ppphhhlllpphhaaassin !”
“Tenang. . .,”
Tenang katanya? Enak saja. Aku kembali berontak.
Kali ini aku menggigit tangannya dengan keras.
“Aaaooowww. . .!”rintihnya kesakitan,membuatku
punya kesempatan untuk melepaskan diri. “Hei,kenapa kau menggigitku? ini aku !”
“Aku tidak mengenalmu. Dasar otak mesum!”
Buukk! Buukk! Buukk!
“He__hei ! hei !”kupukuli setiap inci tubuhnya
dengan tas selempangku. Biar tahu rasa dia! Dia pikir,dia bisa macam-macam
denganku? “Jangan pukul aku terus! Ini aku,Radit !”
“Ha? Radit ? Nama yang sangat bagus. Tapi jangan
harap kau bisa lolos dariku!”
Buukk! Buukk!
“Azura,berhenti!”serunya terus menghindar dari
pukulanku. Hei,dia memanggil namaku? “Ini aku,Radit. Pacarmu!”
“APA?!”
Sontak gerakanku langsung terhenti. Kupandangi
dengan seksama sosok yang berada di hadapanku sekarang. Postur tubuhnya yang
jangkung,dagu yang runcing,hidung yang mancung,mata yang coklat kehitaman,dan
suaranya yang lembut. Astaga!! Dia benar-benar Radit!
“Radit?”
“Kau pikir siapa lagi kalau bukan
aku?”sepertinya dia tampak kesal karena habis kupukuli.”Kau tahu? kau
benar-benar menyakitiku,”
“Radit,aku benar-benar minta maaf,”sesalku.”Aku
tidak tahu kalau itu kau.Tadi itu hanya refleks saja.Maafkan aku,”
“Ya,ya,ya,sudahlah,”ujar Radit
melengos.”Lagipula ini juga salahku.Harusnya aku tidak membuatmu ketakutan
seperti tadi,”
Kau benar.
“Tapi bagaimana kau bisa ada di sini?”tanyaku
penasaran.Sumpah,rasanya senang sekali bisa bertemu dengan Radit kembali.
Bukannya dijawab,Radit malah tersenyum penuh
arti.
“Kau ingin tahu?”
“Apa?”
Radit memegang kedua tanganku dan terdiam cukup
lama. Lalu kemudian,”Selama tiga tahun kedepan ini,kita akan bersama-sama,”
“Apa?!”
“Kita akan bersama-sama,Azura. . .,”
Bersama-sama? Maksudnya aku dan Radit satu
sekolah? Dia juga akan bersekolah disini? Itu berarti aku akan bertemu
dengannya tiap hari? Bukan. Bukan tiap hari.Tapi tiap jam,tiap menit bahkan
mungkin tiap detik. Ya ampun , ini bukan mimpi kan?
“Kenapa kau diam saja? kau tidak suka kalau aku
sekolah disini juga?”
Aku menggeleng cepat. “Aku senang. Sangat
senang,”
Radit tersenyum lebar.”Kau masih ingat tentang
pembicaraan kita minggu lalu sewaktu di taman,kan ?”
“Iya,aku masih ingat,”dia menyuruhku untuk
mengatakan pada ayah dan ibu kalau aku putus dengan Radit. Dia juga bilang
kalau sekolah akan dimulai seminggu lagi dan akan menemuiku. Tunggu!
Jangan-jangan . . .
“Radit,jangan bilang ini semua adalah bagian
dari rencanamu?”
Radit tertawa.”Bisa dibilang seperti itu,”
“Kau gila,”benar-benar tidak bisa
dipercaya.Radit merencanakan semua ini?Dia sepertinya tidak pernah kehabisan
akal.”Tapi sebentar akan ada upacara penerimaan murid baru,bagaimana jika ibu
dan ayah melihatmu?”
“Mereka tidak akan bisa mengenaliku. Disini ada
ribuan anak baru,dan yang bernama Radit juga banyak. Ayah dan ibumu tidak bisa
mengawasi mereka satu persatu kan?”
Radit benar.Mereka juga pasti akan sibuk
berkenalan dengan para orang tua murid.Orang tua?
“Kau melupakan orang tuamu,Radit,”ucapku kembali
resah.”Ayah dan ibu mungkin tidak bisa mengenalimu,tapi mereka pasti akan tahu kalau
kau bersekolah disini juga melalui orang tuamu,”
Radit menghela nafas sejenak. “Masalah
itu. . .aku sudah menduganya,”kata Radit dengan entengnya.”Orang tuaku lagi
keluar negeri.Mereka melimpahkan semua urusan sekolahku pada bibi
Nani.Sementara Bibi Nani tidak bisa meninggalkan rumah karena harus mengurusi
Daniel,keponakanku.Jadi,aku menyuruh temanku untuk berpura-pura sebagai orang
tuaku,”
“Ya ampun,Radit?”bisa-bisanya dia punya pikiran
seperti itu? Menyuruh temannya berpura-pura sebagai orang tuanya?”Tapi. . .,”
“Ssssttt,”Radit menyentuh bibirku dengan
telunjuknya.”Kau tidak perlu mencemaskan yang lain. Yang penting sekarang
adalah kita bisa bersama-sama lagi. Ayo,kita harus ke aula sekarang. Kalau ayah
dan ibumu tidak melihatmu berada didekatnya,maka masalahnya akan jadi lain
lagi,”
Aku tertawa. Dia benar. Yang penting sekarang
aku bisa bertemu Radit dan akan bersama-sama dengannya selama tiga tahun
kedepan. Ibu,ayah,maafkan aku. . .
0 komentar:
Posting Komentar