I'm just a simple person.

Feeds RSS
Feeds RSS

Sabtu, 15 Desember 2012

GANJA Chapter 3 # Pertemuan Rahasia

http://rootfun.net/images/2012/03/Me-And-You-Wallpaper.jpg




Sudah hampir seminggu aku tidak bertemu dengan Radit.Tidak ada telpon.Tidak ada sms.Tidak e-mail.Sempurna.Kalau saja aku tahu semua ini dari awal____arggh,kau benar-benar bodoh,Azura!.Lalu apa sekarang? Kau sama sekali tidak tahu bagaimana kabarnya.Kau panik sendiri,dan kau tidak tahu apa yang sedang dilakukannya sekarang.Dia seperti hilang ditelan bumi.
Well,paling tidak rencananya berjalan sempurna.Ibu benar-benar percaya kalau aku putus dengan Radit.Mengingat beberapa hari yang lalu ada sebuah pertunjukan drama paling hebat yang pernah kulihat.Dan itu terjadi di rumahku.Aku dan Radit bertengkar hebat.Saking hebatnya semua tetanggaku datang dan berusaha untuk melerai kami berdua.Kami baru diam saat Ibu dan ayahku keluar dari dalam rumah____dengan wajah terkejutnya.
Aku senang.Rencananya berhasil.Tapi sekarang aku malah merindukannya.Baru kali ini aku berpisah begitu lama dengannya.Dan aku benci melihat raut wajah ibuku yang kegirangan.Tidak apa-apa.Sebentar lagi aku akan bertemu dengannya.
“Azura,”
“Ya,Bu...,”ibu muncul dari balik pintu kamar.Dandanannya rapi sekali.Padahal cuma mengantarku ke sekolah yang baru.Hugo School.
“Kenapa lama sekali?”gerutunya “Ibu tidak ingin telat ke acara penyambutan siswa baru di sekolahmu”
Iiissshhh,,,ibu ini ! Yang sekolah aku kenapa dia yang jadi heboh sekali?”Iya iya...,”kumasukkan seragam sekolahku ke dalam koper besar bertuliskan H.S.-Singkatan dari Hugo School milikku.Ini yang terakhir.
“Koper besarmu itu tidak akan dibuka dimalam pertama,” kata ibu “tiap murid baru akan hanya menggunakan barang-barang yang dibawanya di dalam tas kecil.Tentunya sudah kau persiapkan,bukan?”
“,,,seperti pakaian tidur,sikat gigi,dan semacamnya kan?”semalaman suntuk aku membaca brosur tentang Hugo School.Jadi mustahil aku lupa mempersiapkan semuanya.
“Gadis pintar.Ini uang sakumu,lima ratus ribu.Uang itu untuk sepanjang semester ini,jadi pergunakan sebaik mungkin,”
“Cuma lima ratus ribu?”yang benar saja? Sejauh yang aku tahu lima ratus ribu itu cuma bisa bertahan selama 3 bulan.Syukur kalau bisa sampai 3 bulan,kalau cuma 2 bulan atau yang parahnya sebulan??
“Murid-murid di sana tidak diperbolehkan membawa uang saku lebih dari itu,”
Ya ampun,,,pemilik sekolah disana pasti sudah gila.Lima ratus ribu selama 6 bulan?Sekolah belum dimulai tapi sudah kena serangan jantung duluan.Apalagi setelah ini?
“Lagipula tidak akan banyak yang bisa kau beli di sekolah itu. Ayolah,Azura. Ayah sudah menunggu kita dari tadi,”
Sepanjang perjalanan aku terus saja merutuk.Ini tidak adil.Benar-benar tidak adil.Sudah tidak bertemu dengan Radit,masuk sekolah yang menyebalkan,dan uang sakuku?Tapi yang lebih parah adalah ayah dan ibuku tampak sangat gembira.Sama sekali tidak menghiraukanku.Tidakkah mereka tahu kalau aku begitu tersiksa?Oh,kepalaku serasa mau pecah memikirkan semuanya.
Perjalanan ke Hugo School ternyata cukup lama juga.Duduk selama satu jam lebih di mobil membuat seluruh persendianku keram.Ibuku saja sampai ketiduran.Pasti tadi pagi dia bangun lebih awal.Kan dia yang paling bersemangat?
“Here we go...,”kata ayah tiba-tiba memelankan laju mobilnya dan berhenti tepat di depan sebuah gerbang besar__maksudku cukup besar__bertuliskan “Welcome to the Hugo School” .Jadi ini yang namanya Hugo School itu?Sekolah yang sangat dibangga-banggakan oleh ibu dan sekolah menyebalkan yang mengeluarkan peraturan bahwa murid-murid disini hanya boleh membawa uang saku tidak boleh lebih dari lima ratus ribu rupiah selama semester.”Kita sudah sampai,sayang,”
“Ya ampun,sekolah ini benar-benar bagus,”komentar ibu yang sepertinya langsung tersihir melihat bangunan Hugo School.Matanya sama sekali tidak berkedip.”Berbeda sekali dengan yang ada di brosur,”
Hah?Bagus katanya?Apanya yang bagus dengan sekolah ini?Biasa-biasa saja menurutku.Dilihat dari bangunannya saja tidak ada bedanya dengan sekolah-sekolah lain di Jakarta.Well,Hugo School mungkin lebih besar dan luas.Mungkin dua puluh kali lipat dari lapangan golf.Di sekelilingnya juga banyak ditumbuhi pohon-pohon pinus yang rindang.Dan mungkin sedikit mewah dengan sentuhan arsitektur jepara kunonya.Tapi tetap saja tidak ada menarik-menariknya sama sekali.
“Silahkan parkir mobil Anda di Go-Park,Tuan,”begitu kata seorang satpam sekolah yang sebenarnya lebih mirip seperti salah satu pemeran di M.I.B kalau saja dia punya kacamata hitam.
“Apa acaranya penyambutannya sudah dimulai?sepertinya tidak ada mobil lain selain mobil kami,”ayah sepertinya menyadari kalau saat itu suasananya sepi sekali.
“Belum,Tuan,”jawabnya.”Anda hanya datang lima belas menit lebih awal,”
Hahaha,,,lima belas menit lebih awal.Benar-benar bersemangat sekali ya? “Ah,terima kasih kalau begitu,”
Gerbang Hugo School terbuka secara perlahan.Suara berdecit yang ditimbulkannya membuat telingaku sedikit sakit.Benda berkarat kuno! Katanya sekolah internasional, tapi mengurusi gerbang sekolah saja tidak becus.Aku heran.Kenapa ibu dan ayah ngotot sekali menginginkan aku bersekolah di sini?Dan lihat wajah ibu.Tampak sangat cerah dan___menyebalkan.Ayah juga sama saja.Mereka tidak henti-hentinya memuji sekolah jelek ini.
Mobil kami berbelok ke kanan , memasuki semacam terowongan yang cukup gelap dan panjang. Hanya ada obor yang terpasang di sepanjang terowongan. Aroma tanah basah terasa begitu tajam menggelitik hidung__membuatku tidak henti - hentinya untuk bersin. Anehnya , ibu dan ayah tidak mempunyai masalah dengan itu.
“ Ayah , awas ! “
Ckiiiiiiiitttt !!
Mobil berhenti mendadak , membuat kami  semua hampir terjengkang ke depan.     Nyaris saja. Tinggal seinci lagi mobil kami hampir menghantam tembok beton. Ayah dan ibu tampak sangat shock. Ini jalan buntu !
“Kalian tidak apa-apa?”tanya ayah , khawatir.
Aku mengangguk lemas. Sedikit lagi , nyawa kami bertiga hampir melayang.
“Kita . . . tidak mungkin salah jalan kan,Ayah?”
“Itu...,”
Drrrrrttttt !!
Tiba-tiba tempat di sekitar kami berguncang.Apa lagi ini? Apa terjadi gempa? Gawat! Aku tidak mau mati  di tempat seperti ini!
“Kita harus keluar dari sini!”
“Semua pegangan!”
Tapi begitu ayah hendak menstarter mobilnya,kami kembali dikejutkan oleh tembok penghalang yang tiba-tiba muncul di belakang kami.
Terjebak.
“Oh,tidak!”Ibu histeris,panik. “apa yang harus kita lakukan? apa yang harus kita lakukan?kita terjebak!”
“Ibu,tenang. . .,”
“Aaaaaarrrrggghhhhhhh. . . ,”
Seperti di ruangan yang hampa udara , kami terangkat ke atas. Cepat dan tidak bisa dihentikan. Tidak hanya sampai disitu saja. Begitu tiba di atas___tempat yang tampak sangat asing,terang dan suara mesin yang menderu__memekakakan telinga , kami kembali digiring ke tempat yang lagi-lagi tidak kami tahu. Barulah beberapa menit kemudian,kami tersadar bahwa ini adalah tempat untuk memarkir mobil.
Aku keluar dari mobil. Tampaklah olehku mobil-mobil yang berjejer begitu rapi dan bertingkat hingga ke puncak bangunan.Beberapa mesin raksasa bergerak dengan sangat hati-hati__menempatkan mobil-mobil yang lain ke tempat yang kosong.Keren! Aku terpukau melihatnya.
“Selamat datang di Hugo School,”seorang wanita paruh baya dengan postur tubuh yang tinggi , muncul di antara kami. Rambutnya yang masih hitam legam,disanggul ketat ke atas. Dia memakai jas dan rok di atas lutut dengan warna yang serba hitam. Rapi dan elegan. Dia juga memiliki ekspresi wajah yang sopan dan berbicara dalam aksen britania yang masih begitu kental. “Namaku Clara,aku akan mengantar kalian ke aula,”
“Ah,aku Frans dan ini istriku. . .,”kulihat wajah ibu tampak pucat.Sepertinya kejadian tadi masih berefek padanya. “Kau tidak apa-apa,sayang?
“Aku. . .aku. . .ingin. . .muntah,”lemasnya sambil memegang perutnya dan menyandarkan kepalanya di bahu ayah.
“Bisakah anda menunjukkan toiletnya dimana? Goncangan tadi sepertinya membuat istriku jadi mual,”
Aku tidak yakin apakah wanita itu tersenyum atau tidak.Tapi yang jelas raut wajahnya sedikit berubah.
“Sebelah sini,ikuti saya,”
Wanita itu berjalan paling depan. Ayah dan ibu menyusul dari belakang,lalu aku. Kasihan sekali ibu. Padahal kalau diingat-ingat sedari pagi ibulah yang paling bersemangat.Tapi setelah kejadian tadi,malah seperti orang yang hampir mati saja. Lagian aku sudah mengatakannya,kalau aku lebih baik bersekolah di sekolah biasa saja. Sekarang apa akibatnya? Dari awal aku memang tidak menyukai sekolah ini.Yah,walaupun tadi aku sempat kagum dengan sistem parkirannya yang keren.
“Hmmmpppffff. . .,”tiba-tiba sebuah tangan menutup mulutku dan memaksaku untuk mengikutinya. Aku berusaha memberontak. Menendang-nendang kakiku agar ibu dan ayah mendengarku. Tapi sia-sia. Tenaganya kuat sekali. Aku dibawa ke sebuah lorong yang cukup gelap. “Ppphhhlllpphhaaassin !”
“Tenang. . .,”
Tenang katanya? Enak saja. Aku kembali berontak. Kali ini aku menggigit tangannya dengan keras.
“Aaaooowww. . .!”rintihnya kesakitan,membuatku punya kesempatan untuk melepaskan diri. “Hei,kenapa kau menggigitku? ini aku !”
“Aku tidak mengenalmu. Dasar otak mesum!”
Buukk! Buukk! Buukk!
“He__hei ! hei !”kupukuli setiap inci tubuhnya dengan tas selempangku. Biar tahu rasa dia! Dia pikir,dia bisa macam-macam denganku? “Jangan pukul aku terus! Ini aku,Radit !”
“Ha? Radit ? Nama yang sangat bagus. Tapi jangan harap kau bisa lolos dariku!”
Buukk! Buukk!
“Azura,berhenti!”serunya terus menghindar dari pukulanku. Hei,dia memanggil namaku? “Ini aku,Radit. Pacarmu!”
“APA?!”
Sontak gerakanku langsung terhenti. Kupandangi dengan seksama sosok yang berada di hadapanku sekarang. Postur tubuhnya yang jangkung,dagu yang runcing,hidung yang mancung,mata yang coklat kehitaman,dan suaranya yang lembut. Astaga!! Dia benar-benar Radit!
“Radit?”
“Kau pikir siapa lagi kalau bukan aku?”sepertinya dia tampak kesal karena habis kupukuli.”Kau tahu? kau benar-benar menyakitiku,”
“Radit,aku benar-benar minta maaf,”sesalku.”Aku tidak tahu kalau itu kau.Tadi itu hanya refleks saja.Maafkan aku,”
“Ya,ya,ya,sudahlah,”ujar Radit melengos.”Lagipula ini juga salahku.Harusnya aku tidak membuatmu ketakutan seperti tadi,”
Kau benar.
“Tapi bagaimana kau bisa ada di sini?”tanyaku penasaran.Sumpah,rasanya senang sekali bisa bertemu dengan Radit kembali.
Bukannya dijawab,Radit malah tersenyum penuh arti.
“Kau ingin tahu?”
“Apa?”
Radit memegang kedua tanganku dan terdiam cukup lama. Lalu kemudian,”Selama tiga tahun kedepan ini,kita akan bersama-sama,”
“Apa?!”
“Kita akan bersama-sama,Azura. . .,”
Bersama-sama? Maksudnya aku dan Radit satu sekolah? Dia juga akan bersekolah disini? Itu berarti aku akan bertemu dengannya tiap hari? Bukan. Bukan tiap hari.Tapi tiap jam,tiap menit bahkan mungkin tiap detik. Ya ampun , ini bukan mimpi kan?
“Kenapa kau diam saja? kau tidak suka kalau aku sekolah disini juga?”
Aku menggeleng cepat. “Aku senang. Sangat senang,”
Radit tersenyum lebar.”Kau masih ingat tentang pembicaraan kita minggu lalu sewaktu di taman,kan ?”
“Iya,aku masih ingat,”dia menyuruhku untuk mengatakan pada ayah dan ibu kalau aku putus dengan Radit. Dia juga bilang kalau sekolah akan dimulai seminggu lagi dan akan menemuiku. Tunggu! Jangan-jangan . . .
“Radit,jangan bilang ini semua adalah bagian dari rencanamu?”
Radit tertawa.”Bisa dibilang seperti itu,”
“Kau gila,”benar-benar tidak bisa dipercaya.Radit merencanakan semua ini?Dia sepertinya tidak pernah kehabisan akal.”Tapi sebentar akan ada upacara penerimaan murid baru,bagaimana jika ibu dan ayah melihatmu?”
“Mereka tidak akan bisa mengenaliku. Disini ada ribuan anak baru,dan yang bernama Radit juga banyak. Ayah dan ibumu tidak bisa mengawasi mereka satu persatu kan?”
Radit benar.Mereka juga pasti akan sibuk berkenalan dengan para orang tua murid.Orang tua?
“Kau melupakan orang tuamu,Radit,”ucapku kembali resah.”Ayah dan ibu mungkin tidak bisa mengenalimu,tapi mereka pasti akan tahu kalau kau bersekolah disini juga melalui orang tuamu,”
Radit menghela nafas  sejenak. “Masalah itu. . .aku sudah menduganya,”kata Radit dengan entengnya.”Orang tuaku lagi keluar negeri.Mereka melimpahkan semua urusan sekolahku pada bibi Nani.Sementara Bibi Nani tidak bisa meninggalkan rumah karena harus mengurusi Daniel,keponakanku.Jadi,aku menyuruh temanku untuk berpura-pura sebagai orang tuaku,”
“Ya ampun,Radit?”bisa-bisanya dia punya pikiran seperti itu? Menyuruh temannya berpura-pura sebagai orang tuanya?”Tapi. . .,”
“Ssssttt,”Radit menyentuh bibirku dengan telunjuknya.”Kau tidak perlu mencemaskan yang lain. Yang penting sekarang adalah kita bisa bersama-sama lagi. Ayo,kita harus ke aula sekarang. Kalau ayah dan ibumu tidak melihatmu berada didekatnya,maka masalahnya akan jadi lain lagi,”
Aku tertawa. Dia benar. Yang penting sekarang aku bisa bertemu Radit dan akan bersama-sama dengannya selama tiga tahun kedepan. Ibu,ayah,maafkan aku. . .

0 komentar:

Posting Komentar