Chapter 2
Malam
Kelabu
Hari
sabtu biasanya kuhabiskan bersama Gladist,sahabat terbaikku satu-satunya. Kami
pergi ke berbagai tempat. Mencoba setiap aneka makanan. Memancing. Melakukan
hal-hal ekstrim yang tidak pernah kami lakukan di hari biasa. Dan juga,BELANJA!
Kami berdua sangat senang berbelanja. Bahkan kami pernah sampai lupa waktu
karena keasyikan.
Namun
sekarang aku tidak pergi kemana-mana. Hanya di kamar dengan segudang pekerjaan
rumah. Mulai dari mencuci pakaian,mengepel___oya,semua barang-barang pemberian
Reiga mesti disingkirkan (mengingat semalam aku terus-terusan menangis begitu
melihat foto atau barang pemberiannya). Andai saja Gladist tidak ke rumah
neneknya. Aku butuh hiburan!
Kuputuskan
untuk mencuci pakaian dulu (untungnya pakai mesin cuci ^_^). Ku pisah antara
pakaian yang berwarna warni dengan pakaian putih. Kumasukkan satu
persatu,dan____Hei! Ini seperti bukan bajuku? Baju T-shirt putih berkerah
bergambar motor Harley Davidson. Ukurannya juga tidak pas di badanku. Lalu baju
siapa?
“Sayang?”ibu
tiba-tiba muncul dari balik pintu. Pakaiannya terlihat begitu rapi.
“Iya,Bu,”sahutku
“Ibu sama
ayah mau pergi dulu,”kata ibu “Mungkin pulangnya agak telat,”
“Kemana?”
Bukannya
dijawab,ibu malah tersenyum penuh arti. Lalu dibisiknya sesuatu ke telingaku.
“Ini hari
pernikahan ibu sama ayah…,”
Hah? Yang
benar? Ini hari ulang tahun pernikahan ibu sama ayah? Pantas saja raut wajah
ibu sumringah sekali. Ternyata ini adalah hari bahagia mereka berdua.
“Selamat
bersenang-senang ya,Bu,”aku turut bahagia. “Terus Ayah mana?”
“Ayah
sudah pergi lebih dulu. Katanya dia lagi mempersiapkan kejutan buat ibu,”
Oh,romantis
sekali. Jadi ingin juga. Aku kapan ya,bisa mendapatkan pria yang romantis seperti
ayah?
“Kalau
begitu ibu pergi,ya,”tambahnya lagi.”Ibu sudah tidak sabar,”
Aku
mengangguk cepat. “Hati-hati ya,Bu,”
Dan ibu
memang terlihat tidak sabar. Dengan tergesa-gesa dia keluar dari rumah dan
masuk ke dalam taksi,yang sepertinya sengaja dipesan untuk ibu.
Mereka bahagia sekali batinku
membisik. Ada rasa iri melihatnya.
“Kakak!”
Suara
nyaring Desta mengejutkanku. Kebiasaan sekali.
“Ada apa?”ketusku,kembali
melanjutkan pekerjaanku. Mencuci.
“Galak
sekali,”komentarnya,manyun.”Aku mau minta uang,”
“Apa?”
“Hari ini
sekolah mengadakan studi tur ke puncak untuk penelitian. Dan setiap murid wajib
mengumpulkan dana,”jelasnya. Apa itu benar? Yang aku tahu,Desta selalu
berbohong setiap kali minta uang padaku. Alasannya buat bazzarlah,kegiatan
porsenilah___tapi kenyataannya adalah uangnya dipakai buat pacaran.
“Aku
tidak percaya,”benar-benar tidak percaya.
Desta
melengos kesal. “Kalau kau tidak percaya,akan ku perlihatkan buktinya,”setelah
berkata seperti itu,Desta pergi ke kamarnya. Aku menunggu dengan tenang.
“Paling
bukti palsu…,”cibirku.
“Ini,”Desta
kembali muncul dengan sebuah kertas di tangannya. Kuperhatikan secara
teliti___mulai dari kertasnya hingga isinya. Aku tidak mau tertipu untuk
kesekian kalinya.
“Ini
asli?”tanyaku curiga.
“Tentu
saja!”aku Desta,nada suaranya naik satu oktaf. Sedikit tersinggung mungkin.
Tapi siapa yang peduli? Aku harus ekstra hati-hati. “Oke,dulu aku sering
membohongimu. Tapi kali ini aku jujur dengan apa yang aku katakan. Aku sudah
berubah,”
“Berubah?”terang
saja,aku sedikit terkejut mendengar kata ‘berubah’ dari mulut Desta.
“Aku
tidak akan pernah bohong lagi padamu,”katanya lagi. Meski aku masih tidak
percaya,tapi satu hal yang aku tahu. Dia terdengar tulus mengatakannya.
“Baiklah…,”kataku,akhirnya.
“Tiga ratus ribu cukup,kan?”
Desta
tersenyum cerah. “Lebih dari cukup,”
Kuambil
dompetku di kamar dan memberikan Desta uang sebanyak tiga ratus ribu. Dia
terlihat senang. Sekolah menyuruh dia mengumpulkan dana sebesar seratus
ribu,tapi aku memberikannya tiga ratus ribu. Bonus dua ratus ribu. Tentu saja
dia senang.
“Boleh
aku tahu,kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini?”tanyaku,penasaran. Pasti ada
sesuatu yang membuatnya berubah.
Desta
hanya tersenyum. “Makasih,ya,”Desta berlalu dari hadapanku.
Aku kenal
senyuman itu. Seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Jangan-jangan Desta
berubah karena dia sedang jatuh cinta? Kalau itu benar,siapa gadis yang sudah
membuat Desta berubah? Yang jelas,aku sangat berterima kasih pada gadis itu.
Enam jam
kemudian…
Semua
pekerjaan rumahku akhirnya selesai juga. Rasanya lega sekali.
Lantai,pakaian,taman di halaman rumah___semuanya beres. Aku juga sudah masak.
Karena ibu dan ayah pulang telat,jadi cuma buat Desta saja nanti kalau sudah
pulang.
“Haaaaahhhh…,”rasanya
nyaman sekali begitu kubaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Semua capekku
hilang. Tapi lama kelamaan aku merasa sepi. Ayah dan ibu merayakan hari ulang
tahun pernikahannya. Desta pergi dengan teman-temannya. Termasuk dengan gadis
yang telah membuatnya berubah. Mereka pasti sangat bahagia sekarang.
Aku tahu.
Harusnya aku turut senang. Tapi aku merasa iri dengan mereka. Aku juga ingin
bahagia. Aku ingin seperti ibuku yang tampak sangat bahagia dengan keromantisan
ayah. Aku ingin mendapatkan seorang pria yang bisa menerimaku apa adanya. Yang
mengerti aku. Yang selalu ada buatku. Yang menghapus setiap airmata dengan
kebahagiaan. Yang menjadikan aku sebagai permaisuri hatinya,dimana sang pria
rela melakukan apa saja untuknya. Seperti ayah dan juga Desta.
Malam ini
benar-benar terasa sangat sepi.
0 komentar:
Posting Komentar