I'm just a simple person.

Feeds RSS
Feeds RSS

Selasa, 18 Desember 2012

Say You Love Me too , Please 2



Chapter 2


Malam Kelabu

Hari sabtu biasanya kuhabiskan bersama Gladist,sahabat terbaikku satu-satunya. Kami pergi ke berbagai tempat. Mencoba setiap aneka makanan. Memancing. Melakukan hal-hal ekstrim yang tidak pernah kami lakukan di hari biasa. Dan juga,BELANJA! Kami berdua sangat senang berbelanja. Bahkan kami pernah sampai lupa waktu karena keasyikan.
Namun sekarang aku tidak pergi kemana-mana. Hanya di kamar dengan segudang pekerjaan rumah. Mulai dari mencuci pakaian,mengepel___oya,semua barang-barang pemberian Reiga mesti disingkirkan (mengingat semalam aku terus-terusan menangis begitu melihat foto atau barang pemberiannya). Andai saja Gladist tidak ke rumah neneknya. Aku butuh hiburan!
Kuputuskan untuk mencuci pakaian dulu (untungnya pakai mesin cuci ^_^). Ku pisah antara pakaian yang berwarna warni dengan pakaian putih. Kumasukkan satu persatu,dan____Hei! Ini seperti bukan bajuku? Baju T-shirt putih berkerah bergambar motor Harley Davidson. Ukurannya juga tidak pas di badanku. Lalu baju siapa?
“Sayang?”ibu tiba-tiba muncul dari balik pintu. Pakaiannya terlihat begitu rapi.
“Iya,Bu,”sahutku
“Ibu sama ayah mau pergi dulu,”kata ibu “Mungkin pulangnya agak telat,”
“Kemana?”
Bukannya dijawab,ibu malah tersenyum penuh arti. Lalu dibisiknya sesuatu ke telingaku.
“Ini hari pernikahan ibu sama ayah…,”
Hah? Yang benar? Ini hari ulang tahun pernikahan ibu sama ayah? Pantas saja raut wajah ibu sumringah sekali. Ternyata ini adalah hari bahagia mereka berdua.
“Selamat bersenang-senang ya,Bu,”aku turut bahagia. “Terus Ayah mana?”
“Ayah sudah pergi lebih dulu. Katanya dia lagi mempersiapkan kejutan buat ibu,”
Oh,romantis sekali. Jadi ingin juga. Aku kapan ya,bisa mendapatkan pria yang romantis seperti ayah?
“Kalau begitu ibu pergi,ya,”tambahnya lagi.”Ibu sudah tidak sabar,”
Aku mengangguk cepat. “Hati-hati ya,Bu,”
Dan ibu memang terlihat tidak sabar. Dengan tergesa-gesa dia keluar dari rumah dan masuk ke dalam taksi,yang sepertinya sengaja dipesan untuk ibu.
Mereka bahagia sekali batinku membisik. Ada rasa iri melihatnya.
“Kakak!”
Suara nyaring Desta mengejutkanku. Kebiasaan sekali.
“Ada apa?”ketusku,kembali melanjutkan pekerjaanku. Mencuci.
“Galak sekali,”komentarnya,manyun.”Aku mau minta uang,”
“Apa?”
“Hari ini sekolah mengadakan studi tur ke puncak untuk penelitian. Dan setiap murid wajib mengumpulkan dana,”jelasnya. Apa itu benar? Yang aku tahu,Desta selalu berbohong setiap kali minta uang padaku. Alasannya buat bazzarlah,kegiatan porsenilah___tapi kenyataannya adalah uangnya dipakai buat pacaran.
“Aku tidak percaya,”benar-benar tidak percaya.
Desta melengos kesal. “Kalau kau tidak percaya,akan ku perlihatkan buktinya,”setelah berkata seperti itu,Desta pergi ke kamarnya. Aku menunggu dengan tenang.
“Paling bukti palsu…,”cibirku.
“Ini,”Desta kembali muncul dengan sebuah kertas di tangannya. Kuperhatikan secara teliti___mulai dari kertasnya hingga isinya. Aku tidak mau tertipu untuk kesekian kalinya.
“Ini asli?”tanyaku curiga.
“Tentu saja!”aku Desta,nada suaranya naik satu oktaf. Sedikit tersinggung mungkin. Tapi siapa yang peduli? Aku harus ekstra hati-hati. “Oke,dulu aku sering membohongimu. Tapi kali ini aku jujur dengan apa yang aku katakan. Aku sudah berubah,”
“Berubah?”terang saja,aku sedikit terkejut mendengar kata ‘berubah’ dari mulut Desta.
“Aku tidak akan pernah bohong lagi padamu,”katanya lagi. Meski aku masih tidak percaya,tapi satu hal yang aku tahu. Dia terdengar tulus mengatakannya.
“Baiklah…,”kataku,akhirnya. “Tiga ratus ribu cukup,kan?”
Desta tersenyum cerah. “Lebih dari cukup,”
Kuambil dompetku di kamar dan memberikan Desta uang sebanyak tiga ratus ribu. Dia terlihat senang. Sekolah menyuruh dia mengumpulkan dana sebesar seratus ribu,tapi aku memberikannya tiga ratus ribu. Bonus dua ratus ribu. Tentu saja dia senang.
“Boleh aku tahu,kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini?”tanyaku,penasaran. Pasti ada sesuatu yang membuatnya berubah.
Desta hanya tersenyum. “Makasih,ya,”Desta berlalu dari hadapanku.
Aku kenal senyuman itu. Seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Jangan-jangan Desta berubah karena dia sedang jatuh cinta? Kalau itu benar,siapa gadis yang sudah membuat Desta berubah? Yang jelas,aku sangat berterima kasih pada gadis itu.
Enam jam kemudian…
Semua pekerjaan rumahku akhirnya selesai juga. Rasanya lega sekali. Lantai,pakaian,taman di halaman rumah___semuanya beres. Aku juga sudah masak. Karena ibu dan ayah pulang telat,jadi cuma buat Desta saja nanti kalau sudah pulang.
“Haaaaahhhh…,”rasanya nyaman sekali begitu kubaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Semua capekku hilang. Tapi lama kelamaan aku merasa sepi. Ayah dan ibu merayakan hari ulang tahun pernikahannya. Desta pergi dengan teman-temannya. Termasuk dengan gadis yang telah membuatnya berubah. Mereka pasti sangat bahagia sekarang.
Aku tahu. Harusnya aku turut senang. Tapi aku merasa iri dengan mereka. Aku juga ingin bahagia. Aku ingin seperti ibuku yang tampak sangat bahagia dengan keromantisan ayah. Aku ingin mendapatkan seorang pria yang bisa menerimaku apa adanya. Yang mengerti aku. Yang selalu ada buatku. Yang menghapus setiap airmata dengan kebahagiaan. Yang menjadikan aku sebagai permaisuri hatinya,dimana sang pria rela melakukan apa saja untuknya. Seperti ayah dan juga Desta.
Malam ini benar-benar terasa sangat sepi.

0 komentar:

Posting Komentar